SEPTIYOWATI

 Pengalamanku ikut pelatihan pembuatan blogger sangat senang. Ini merupakan pengalaman pertama membuat blog sekaligus menulis di blog. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Awalnya saya ragu untuk ikut pelatihan, tetapi karena di rasa perlu dan memang dituntut untuk punya blog, maka saya akhirnya mendaftar. Dalam pelatihan yang di bimbing oleh Bapak Brian Prasetyawan beberapa hari ini, saya dan teman teman telah dibimbing untuk membuat : 1. Cara membuat blog. 2. Menulis di blog. 3. Membagikan postingan blog ke media sosial. 4. Cara menampilkan foto di blog. 5. Cara menampilkan Vidio di blog. 6. Cara mengubah warna pada tampilan blog. 7. Cara membuat label pada blog. Terima kasih Pak Brian, semoga ilmunya bermanfaat.

 Belajar Menulis PGRI. Nara Sumber : Wijaya Kusumah, S.Pd. M.Pd. Moderator.     : Dail Ma'ruf. Malam ini pukul 19.00 hari Rabu tanggal 18 Mei 2022, kami belajar menulis bersama Om Jay dalam kelompok 25 dan 26. Saya masuk dalam kelompok 26. Pembelajaran dilaksanakan melalui grup wa, jadi yang telat menyimak bisa menyusul dengan membaca wa. Nara sumber pada malam hari ini adalah Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd. Biodata beliau dapat dibaca di https://wijayalabs.com/about. Bapak Wijaya Kusumah yang biasa dipanggil Om Jay merupakan bapak blogger Indonesia yang sudah terkenal.  Moderator kita malam ini adalah Bapak Dail Ma'ruf yang tidak kalah hebatnya dalam menulis dan moderator terpercaya di semua kalangan. Materi dimulai dari tema " Apa yang sulit dari menulis?". Sebenarnya yang sulit dari menulis adalah memulai menulis. Ketika kita sudah bisa memulai menulis, maka ide-ide akan muncul dengan sendirinya. Menurut Om Jay, menulis juga bisa mendatangkan rupiah. Kita bisa mengikut

 Adzan subuh berkumandang, aku bangkit dari sajadah yang kugelar tadi jam 3.30. Aku bangunkan satu per satu anak - anakku yang masih terlelap. Biasanya aku membangunkan 3 anak, pagi ini hanya ada 2 anak yang ada di rumah, anak pertamaku sudah berangkat ke Solo untuk kuliah off line yang sudah dibuka pihak kampus UNS. Kubangunkan Aan anak keduaku di kamarnya,  dengan berat hati Aan bangun, Aan masih bersandar di ranjangnya, ku pastikan sudah bangun sepenuhnya. Kulihat dia meraih ponselnya untuk melihat jam. Kutinggalkan Aan yang sudah bangun, biasanya Aan segera bergegas ke kamar mandi dan berwudu.  Aku beralih ke kamar si bungsu Fardian  yang berumur 9 tahun, biasanya Fardian membutuhkan perhatian ektra untuk bangun pagi dan persiapan berwudu. Benar saja, setelah kubangunkan Fardian, agak lama termenung katanya mengumpulkan nyawa dulu, aku tersenyum simpul mendengar alasannya. Kubangunkan pelan2 dan duduk dipinggiran tempat tidur. "Gendong Bu ke kamar mandi" kata Fardian mere